CONTOH PAKTA INTEGRITAS

PAKTA INTEGRITASKEPALA SEKOLAH/PENGONTROL SERVER/TEKNISI/PENGAWAS RUANG/PANITIA* DALAM PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJARBERBASIS KOMPUTER DAN SMARTPHONE (EHB-BKS)TAHUN PELAJARAN 2020/2021 

Dalam rangka pelaksanaan Evaluasi Hasil BelajarBerbasis Komputer dan Smartphone(EHB-BKS) Tahun Pelajaran 2020/2021, saya Kepala Sekolah/Pengontrol Server/Teknisi/Pengawas Ruang/Panitia* pada SMA...................................................................................................dengan ini menyatakan bahwa saya: 

1)sanggup meningkatkan kualitas, kredibilitas, dan akuntabilitas pelaksanaan EHB-BKSuntuk meningkatkan mutu pendidikan; 

2)sanggup melaksanakan tugas sesuai Domnis USP dan EHB-BKSdan menyukseskan pelaksanaan EHB-BKS; 

3)sanggup menjaga keamanan dan kerahasiaan bahan EHB-BKS; dan4)sanggup melaksanakan EHB-BKSsecara jujur. 

Demikian pakta integritas ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada unsur paksaan dari pihakmanapun. 

Apabila saya melanggar hal-hal yang telah dinyatakan dalam pakta integritas ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

 

......................,.................2021KepalaSekolah/PengontrolServer/Teknisi/ Pengawas Ruang/ Panitia* 

 

............................................. 

NIP. 

 

Catatan:

1. Isi pakta integritas dapat disesuaikan dengan kebutuhan. 

2. * Coret salah satu

 


 

Soal Quiz GURU Belajar AKM 30 Soal

 


  1. Pernyataan yang benar mengenai Asesmen Nasional yaitu Digunakan sebagai dasar perbaikan kualitas pembelajaran
  2. Dalam Asesmen Nasional pemetaan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah dilakukan melalui Survei lingkungan belajar
  3. Salah satu instrumen Asesmen Nasional adalah survei karakter. Dalam pelaksanaannya survei karakter memiliki tujuan utama yaitu Mengukur hasil belajar non kognitif menyangkut sikap, kebiasaan, dan nilai-nilai pancasila
  4. Perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional adalah Ujian Nasional dilakukan pada semua siswa sedangkan Asesmen Nasional pada siswa sampel
  5. Pernyataan yang tepat mengenai ragam butir soal yang digunakan dalam Asesmen Kompetensi Minimum yaitu Soal asesmen terdiri atas pilihan ganda, menjodohkan, isian singkat, dan uraian
  6. Dalam pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), konten dalam literasi membaca mencakup Teks informasi dan teks fiksi
  7. Kompetensi minimum yang dimaksudkan dalam AKM adalah Kompetensi dasar siswa untuk mempelajari materi apapun
  8. Asesmen Kompetensi Minimum dan Ujian Nasional memiliki beberapa perbedaan termasuk dalam konteks soal. Dari pernyataan berikut manakah yang menunjukkan ciri-ciri soal Asesmen Kompetensi Minimum? Soal bersifat relevan dengan dunia nyata dan aplikatif
  9. Manakah dalam pernyataan berikut yang merupakan kelebihan dari Asesmen Kompetensi Minimum dibandingkan dengan soal Ujian Nasional? Menekankan pada penguasaan kompetensi, dan penerapannya dalam berbagai konteks kehidupan
  10. Dari yang sudah dipelajari mengenai Asesmen Kompetensi Minimum maka dapat disimpulkan bahwa Hasil Asesmen Kompetensi Minimum untuk mengevaluasi di berbagai aspek pembelajaran
  11. Dilakukan pada berapa levelkah asesmen literasi pada jenjang SMA/MA/SMK? 2 level pembelajaran
  12. Guru Ina mengajarkan mengenai memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian, hal ini termasuk dalam konten numerasi yaitu Data dan ketidakpastian
  13. Guru Wahyu memberikan sebuah teks sastra kepada siswanya. Setelah itu Guru Wahyu meminta siswanya menjelaskan ide pokok dan ide pendukung pada bacaan tersebut, hal ini merupakan salah satu bagian dari kemampuan kognitif literasi yaitu Memahami informasi
  14. Dijenjang SMA/MA/SMK, asesmen numerasi pada dilakukan pada 1 level pembelajaran
  15. Manakah diantara materi berikut yang diujikan pada Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi pada tingkat SMA/SMK/MA? Memahami barisan aritmatika dan geometri
  16. Pada asesmen literasi SMA/SMK/MA, manakah kegiatan yang termasuk dalam konten menemukan informasi ? Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi
  17. Pernyataan yang tepat mengenai Asesmen Kompetensi Minimum di tingkat SMA/SMK/MA adalah Soal yang diberikan berjumlah 36 soal literasi
  18. Manakah diantara kegiatan berikut ini yang menunjukkan hubungan antara numerasi dengan mata pelajaran PJOK tingkat SMA/SMK/MA? Memperkirakan berapa kalori yang dibakar untuk kegiatan fisik tertentu
  19. Asesmen literasi pada jenjang SMA/SMK/MA terdiri atas 2 level pembelajaran. Manakah pernyataan yang tepat mengenai level pembelajaran dan isi konten pembelajaran? Pada level pembelajaran 2 siswa akan siswa akan mengakses dan mencari informasi, memahami teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Menilai format penyajian dalam teks dan merefleksi asumsi, ideologi, atau nilai yang terkandung dari teks sastra atau teks informasi untuk memahami cara pandang penulis.
  20. Bagaimana peran Asesmen Kompetensi Minimum pada jenjang SMA/SMK/MA dapat mempengaruhi kelulusan siswa? Asesmen Kompetensi Minimum mendorong perbaikan mutu pembelajaran, namun kelulusan siswa akan diukur melalui ujian sekolah
  21. Salah satu ciri pembelajaran berbasis kompetensi adalah Belajar untuk pemahaman konsep dan keterampilan.
  22. Berikut adalah beberapa pernyataan mengenai pembelajaran berbasis konten dan pembelajaran berbasis kompetensi: Belajar untuk cakupan materi yang harus dikuasai, Berorientasi pada nilai akhir, Menjawab serangkaian pertanyaan topik berdasarkan teks (3,5,6)
  23. Dari hasil AKM ditemukan bahwa siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks yang lebih beragam maka siswa tersebut dapat dikategorikan dalam kelompok CAKAP
  24. Guru Cleo memberikan soal teks dan ditemukan siswa mampu mengintegrasikan beberapa informasi teks pada bacaan yang berbeda maka siswa tersebut dapat dikategorikan dalam kelompok MAHIR
  25. Bagaimana keterkaitan antara Asesmen Kompetensi Minimum dengan standar kurikulum secara keseluruhan? Asesmen Kompetensi Minimum memperhatikan apa yang seharusnya diajarkan oleh guru pada tiap kelas
  26. Soal dalam asesmen literasi menggunakan proses kognitif yang lebih baik dibandingkan Ujian Nasional karena terdapat proses baru yaitu Mengevaluasi dan merefleksikan isi teks dengan hal lain diluar teks maupun pengalamannya
  27. Bagaimana hasil Asesmen Kompetensi Minimum (literasi dan numerasi) dapat digunakan untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas terhadap pembelajaran lain? Menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi siswa
  28. Dalam asesmen numerasi siswa dituntut untuk bernalar menggunakan konsep matematika dan memberikan solusi yang lebih aplikatif sehingga soal yang diberikan akan mendorong  siswa untuk Mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
  29. Apa tindak lanjut yang dapat diambil oleh sekolah terkait hasil AKM? Merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru dapat membangun kompetensi serta karakter siswa
  30. Bagaimana keterkaitan antara pelaksanaan AKM  dan tantangan pembelajaran berbasis kompetensi yang dihadapi guru? Pelaporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi siswa pada kompetensi dasar literasi membaca dan numerasi
Asesmen Pasca program Bimtek Guru Belajar Seri AKM Tingkat SMA

Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran

Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman belajar murid yang berkualitas?

Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.

Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar murid.

Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:

Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara belajar dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.

Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang akan menghasilkan pembelajaran yang optimal.

Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis: asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif: asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi oleh murid.

Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik modul berikutnya.

Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen Kompetensi Minimum

Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:

  1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus. 
  2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
  3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi. 
  4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.

Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran

 Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:

  1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
  2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik di http://bit.ly/skgurubelajar021

Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran

Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru. 

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan  kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya. 

Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis Konten

Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi. 

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada tingkat penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.

Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa dapat bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi. Namun laporan hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi siswa. 

Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi

Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi membaca dan numerasi. 

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:

Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran


Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMA

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen numerasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SMA. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal numerasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi numerasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

  1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.
  1. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi. 
  1. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi. 

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar numerasinya dalam penalaran. 

Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SMA dan Contoh Soal AKM

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi tingkat SMA.

Pada tingkat SMA terdapat 1 level pembelajaran. Pada level pembelajarannya terdapat 3 konten yang dipelajari yakni, geometri dan pengukuran, aljabar, serta data dan ketidakpastian.

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 10, siswa akan belajar geometri dengan memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri serta ,menghitung volume dan luas permukaan. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi bilangan, termasuk pola bilangan. Dan akan mempelajari data dan representasi juga ketidakpastian dan peluang.  Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Numerasi.

Contoh Butir Asesmen Numerasi Tingkat SMA

Level Pembelajaran 1 Numerasi Kelas 10

Kompetensi: Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri

1. Badan Geologi, Kementerian ESDM dan Mitigasi Bencana Geologi Sumatera Utara sedang mengamati ketinggian letusan awan panas gunung  Sinabung pada hari tersebut. Puncak gunung terlihat pada  sudut elevasi 30° sedangkan puncak letusan awan panas terlihat pada sudut elevasi 60°.

Diketahui tinggi gunung Sinabung adalah 2.460 meter dan terjadi kesalahan dalam mengukur sudut elevasi. Besar sudut elevasi untuk melihat tinggi erupsi seharusnya adalah 50o. Akibat kesalahan ini, maka tinggi erupsi gunung sebenarnya lebih tinggi atau rendahkah bila dibandingkan dengan tinggi erupsi yang didapatkan dari sudut elevasi semula? Beri alasannya!

Jawaban:
30 derajat dengan tinggi 2460 meter, yang seharusnya adalah 50 derajat. Besar sudut sebanding dengan tinggi dengan aturan trigonometri — x = t / sin y dengan x jarak pengamat dengan kaki gunung.

Kompetensi: Menghitung volume dan luas permukaan limas segi-n, kerucut, dan bola.

HEMAT AIR BUAT KEHIDUPAN MASA DEPAN

2. Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebagai manusia yang akan selalu menggantungkan diri pada air kita memang sudah seharusnya untuk menjaganya. Meskipun air ini adalah sumber daya yang terbarukan, namun untuk air bersih ternyata sumber daya ini tidak bisa diperbarui. Keberadaan air bersih yang terus menyusut tiap tahunnya ini akhirnya harus membuat kita ekstra waspada akan stok atau persediaannya. Untuk menjaga stok atau persediaan air bersih ini dengan baik Anda mau tak mau memang harus melakukan penghematan. 

Perhatikan gambar berikut!

Ani akan membuat nasi tumpeng yang dikukus dengan menggunakan tempat berbentuk kerucut seperti pada gambar. Campuran air untuk mengukus berasnya adalah 1 : 1 artinya 1 liter beras dicampur 1 liter air. Jika air yang digunakan untuk membuat tumpeng senilai dengan air hasil penghematan jika Ani mematikan keran air saat gosok gigi selama 4 hari, maka banyak maksimal nasi tumpeng yang dapat dibuat adalah .… (\pi\approx 3,14 )

A2 buah
B3 buah
C5 buah
D10 buah
E12 buah

Kompetensi: Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, sistem persamaan linear dua atau tiga variabel

3. Bu Siti mendapat tugas dari sekolah untuk menyiapkan paket hadiah untuk siswanya yang berprestasi di sekolahnya. Bu Siti ingin membeli alat-alat tulis sebagai hadiahnya. Alat-alat tulis yang ingin dibeli berupa buku tulis, bolpoin, dan penghapus. Pada setiap pembelian alat tulis, pembeli dikenakan pajak sebesar 10%. Berkaitan dengan tugas tersebut, bu Siti melihat beberapa paket alat tulis yang dijual di toko Rejeki dan toko Makmur seperti pada gambar berikut.

Berdasarkan harga tiap paket yang tersedia di toko Rejeki dan toko Makmur carilah masing-masing harga dari setiap alat tulis baik penghapus, buku tulis maupun bolpoin, bu Siti menarik kesimpulan bahwa …

AHarga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih mahal dari toko Makmur.
BHarga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.
CHarga sebuah penghapus di toko Rejeki sama dengan di toko Makmur.
DHarga sebuah penghapus di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.
EHarga sebuah bolpoin di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.

Kompetensi: Memahami barisan Aritmetika dan geometri

4. Anita, seorang seniman muda dari Sumatera berencana membuat pameran tunggal untuk menunjukkan rancangan karyanya yang disusun dari  tumpukan bola-bola tanah. Bola-bola tersebut dibuat dari campuran tanah liat dan recycle sampah yang dapat didaur ulang. Polanya seperti gambar berikut.

Untuk memenuhi ruangan yang disediakan, Anita akan membuat 10 susunan bola tersebut. Berapakah banyak bola tanah yang harus disediakan? (Asumsi ada penambahan 10%  bola tanah untuk persediaan/penggantian bola tanah yang rusak selama masa pameran di setiap susunan bola)

A285 bola tanah.
B300 bola tanah.
C314 bola tanah.
D320 bola tanah.
E350 bola tanah.

Kompetensi: Memahami fungsi kuadrat dan grafiknya, serta sifat-sifatnya

5. Sistem penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia terbagi menjadi jaringan tetap (kabel dan nirkabel) dan jaringan bergerak (selular). Dalam perkembangannya, telah terjadi pergeseran pada sektor telekomunikasi di Indonesia. Awalnya masyarakat Indonesia menggunakan jaringan telekomunikasi yang berbasis pada kabel. Namun mobilitas yang tinggi serta kebutuhan akan akses informasi yang cepat dan akurat telah menggeser pilihan moda telekomunikasi yang digunakan masyarakat Indonesia. Dari tahun 2000 sampai 2007, banyak pengguna telepon seluler f(x) (dalam juta) dapat dimodelkan oleh persamaan f(x) = 1,3x2 + 1,6x + 3,7 dengan x = 0 merepresentasikan tahun 2000. Grafik berikut menunjukkan pertumbuhan pengguna telepon seluler, nirkabel dan kabel di Indonesia (dalam pembulatan puluhan juta terdekat).

Banyak pengguna telepon seluler di Indonesia akan mencapai angka 78,6 juta pada tahun ….

A2006
B2007
C2008
D2009
E2010

Kompetensi yang diukur: Menentukan dan menggunakan ukuran penyebaran data (jangkauan, simpangan, dan variansi).

EMAS = INVESTASI YANG MENGUNTUNGKAN?

6. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan return di masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko. 

Berikut ini disajikan grafik harga emas ANTAM pada bulan Mei 2019.

 Berdasarkan grafik harga emas di atas, tentukan kebenaran pernyataan berikut!

PernyataanBenarSalah
Harga emas selalu meningkat dalam bulan Mei 2019.
✔
Pada akhir bulan Mei 2019, harga emas lebih tinggi bila dibandingkan pada awal bulan Mei 2019.✔
Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah positif.✔
Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah yang tertinggi selama bulan Mei 2019.
✔

Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian.

PRAKIRAAN CUACA DAN APLIKASINYA

7. Andi merupakan seorang siswa SMA yang tinggal di daerah Jakarta Barat dan bersekolah di daerah Jakarta Selatan. Untuk berjaga-jaga sebelum pergi ke sekolah, ia mengunduh data prakiraan cuaca dari BMKG untuk daerah Jakarta berikut ini.

Berdasarkan data historis yang dikumpulkan Andi selama ini, maka 90% prakiraan cuaca yang diberikan oleh BMKG sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi kemudian.

Pada hari itu Andi tidak membawa payung, dan karena jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh, Andi tidak pernah menunggu hujan reda agar cepat sampai di rumah. Bila ia pergi ke sekolah pada dini hari dan pulang pada siang hari, maka peluang Andi basah terkena air hujan pada saat perjalanan pergi atau pulang sekolah adalah … 

A7%
B19%
C81%
D93%
E99%

Konsep Numerasi AKM

Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen numerasi dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan numerasi.

Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan disposisi yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam cakupan dan situasi yang lebih luas. Numerasi menuntut siswa untuk mengenali dan memahami peran matematika di dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bernalar, mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.

Untuk lebih jelas mempelajari bagaimana kompetensi numerasi dievaluasi dalam asesmen kompetensi minimum, Anda dapat melanjutkan pada aktivitas selanjutnya.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi

Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi pada Setiap Jenjang. Pada topik ini Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar.  Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.  Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 


Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis berikut:

 


 

Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA #16

 

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen literasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi literasi siswa SMA. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal literasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi literasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih teks yang sesuai. Misalnya, dari kedua teks berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah teks 1, atau teks 2? Jelaskan.

Teks 1: Cegah Covid-19, Perlukah Pakai Masker saat Berada di Rumah?

 

Teks 2: Hujan Pertama

2. Kedua, setelah memilih teks bacaan sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi. 

3. Ketiga, dari kompetensi literasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan teks yang Anda pilih tadi. 

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar literasinya dalam penalaran

Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA #15

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap Asesmen Literasi Membaca tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir Asesmen Literasi Membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SMA.



Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

2. Dalam konteks adat istiadat, praktek pemberian hadiah adalah merupakan hal yang wajar dan alamiah bahkan lebih bervariasi dalam hubungan kemasyarakatan, semisal pada acara pernikahan, kelahiran, sakit, bahkan kematian. Termasuk gratifikasi dalam aspek apakah sudut pandang tersebut?

AAspek Hukum
BAspek Yuridis
CAspek Sosiologis
DAspek Psikologis
EAspek Kemanusiaan

Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA #14

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap Asesmen Literasi Membaca tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir Asesmen Literasi Membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SMA.

Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk Kelas 11 dan 12





 

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

1. Pernyataan manakah yang menjelaskan mengapa energi surya disebut energi hijau? Kamu dapat memilih beberapa jawaban.


Energi surya melepas substansi yang tidak berbahaya atau suara ke atmosfer

Energi surya berbiaya ekonomis

Energi surya tidak memancarkan polutan apa pun ke atmosfer pada saat pemroduksian ataupun pengonsumsian

Energi surya bekerja di mana saja

 

Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA #13

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap Asesmen Literasi Membaca tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir Asesmen Literasi Membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SMA.




Kompetensi yang diukur: Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Melalui puisi “Sajak Sebatang Lisong”, W.S. Rendra mengungkapkan kritikan tentang kehidupan nyata di masyarakat. Namun, dari bait-bait tersebut, W.S. Rendra  juga mengungkapkan solusi berupa sikap/tindakan yang sebaiknya dilakukan. Bait-bait yang berisi solusi tersebut terdapat di bait ke …

A(7)
B(8)
C(9)
D(10)
E(11)

Kompetensi yang diukur: Merefleksi asumsi, ideologi, atau nilai yang terkandung dari teks sastra atau teks informasi untuk memahami cara pandang penulis sesuai jenjangnya.

4. Setelah membaca puisi Sajak Sebatang Lisong karya W. S. Rendra, kamu akan memahami bahwa tema yang disampaikan penyair dalam puisi tersebut adalah tentang isu sosial. Apakah kamu setuju dengan pernyataan tersebut? Berikan alasannya!

Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 2 teks fiksi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan Ibu juga bisa melihat contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.


Cari Artikel